Minggu, 03 Agustus 2014
DI DESA HAJAK KABEL JARINGAN LISTRIK PLN SELEWERAN MERAMBAH DITANAH
Kabel Listrik PLN di RT 7 Desa Hajak |
Desa Hajak, SBO, Warga RT 7 desa Hajak Kecamatan Teweh Baru
merasa was-was sehubungan dengan adanya jaringan kabel PLN bertegangan yang melorot
dan merambah hingga ke tanah, bahkan hingga ke dalam sungai yang apabila
terjadi hujan lebat atau musim banjir digenangi air.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat Bartinus (59 th)
Ahad (3/8) di desa Hajak kepada media ini mengatakan mereka sangat was-was
karena di tempat tersebut banyak anak-anak yang suka bermain, sementara kabel listrik
yang masih aktif beraliran listrik seleweran hingga ke tanah dan ada bagian
tertentu sudah mulai terkelupas.
Bartinus |
Pada kesempatan itu, kata Bartinus pihak petugas PLN saat
itu meminta agar warga bersedia menebang pohon yang ada di tepi jalan tersebut,
terhadap permintaan ini sebetulnya menurut Bertinus pihak warga tidak
berkeberatan asalkan biayanya ditanggung oleh pihak PLN.
Bertinus menduka kalau pihak PLN merasa keberatan karena
jumlah pelanggan yang ada diujung jaringan tersebut hanya dua pelanggan, namun ia
mengharapkan sebagai perusahaan Negara mereka (PLN) tidak boleh berfikir
demikian, tetapi harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,
lagi pula dalam hal ini menyangkut keselamatan masyarakat yang mestinya
mendapat perhatian serius dari pihak PLN. (j/1)
MENJELANG LEBARAN HARGA SEMBAKO NORMAL
Pemandangan depan Pasar Pendopo Muara Teweh tampak ramai (j/1) |
Muara Teweh, SEBAB,- Hingga seminggu mangenjelang lebaran Idul Fitri, harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) di Muara Teweh nampak normal, tidak ada gejolak harga yang berarti dan persediaan barang tampak melimpah.
Pemantauan media ini di tiga pusat pasat tradisional dan sejumlah Mini Market yang ada di Kota Muara Teweh, Sabtu (19/7) pagi menunjukan kondisi jual beli yang berlangsung di pusat pasar tradisional tampak berjalan normal, tidak ditemukan adanya kelangkaan Sembako maupun adanya aksi borong yang dilakukan oleh masyarakat.
Kondisi demikian juga tampak pada beberapa Mini Market baik yang terletak di jalan Pramuka, jalan Temenggung Surapati maupun di jalan Sumbawa semua tampak berjalan normal, mini market tersebut umumnya tadi pagi baru buka sekitar jam 9 pagi, tampak puluhan orang menunggu di depan salah satu satu mini market sesaat menjelang bukanya mini market.tersebut, mereka ini adalah warga yang berasal dari luar kota yang ingin berbelanja bersama keluarga sembari menikmati liburan sekolah.
Harga beras, gula putih, minyak goreng dan ikan kering tetap normal tidak jauh berbeda dibanding awal bulan yang lalu, kecuali untuk ayam potong dari Rp. 30 ribu per kg, naik menjadi rp. 35 ribu per kg. juga jenis daging sapi khas terdapat kenaikan dari Rp. 130 ribu per kg naik menjadi Rp. 140 ribu per kg. Menurut Amat (43 thn) salah seorang pedagang daging dibilangan pasar Pendopo Muara Teweh, kenaikan harga daging tadi selalu terjadi setiap menjelang lebaran tiba, disamping karena pembelinya meningkat juga kiriman daging dari luar daerah jumlahnya tidak bertambah. Namun menurut pedagang daging tadi, harga tadi biasanya kembali normal seminggu setelah lebaran.
Demikian juga dengan harga sayur mayur tampak tetap normal tidak terdapat kenaikan yang berarti, persediaan tampak cukup, termasuk sayur yang didatangkan dari luar daerah seperti kol, brokoli, kentang harganya tetap normal, hal serupa juga untuk bawang merah, bawang putih dan cabe tetap normal tidak terdapat kenaikan, persediaan cukup melimpah. (j/1)
SEBUAH LANGKAH MAJU, PEMKAB BARITO UTARA AKAN TERTIBKAN HARGA ECERAN BBM
Sejumlah warga konsumen BBM pengendara sepeda motor dan mobil di kota Muara Teweh kepada media ini mengatakan, umunya mereka menyambut gembira langkah yang ditempuh oleh pemerintah daerah kabupaten Barito Utara tersebut.
Menurut para konsumen, di Barito Utara harga bensin eceran saat ini sudah menggila, tidak masuk akal, karena mencapai Rp 3.000,- selisihnya dibandingkan harga resmi di SPBU, yaitu dijual oleh para pengecer rata-rata Rp. 9.000,- per liternya, malah ada yang Rp. 10.000,- per liter, padahal letaknya hanya beberapa meter saja dari SPBU.atau disamping SPBU.
Konsumen tadi mengharapkan, adanya penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) BBM tadi harus benar-benar diikuti dengan tindakan tegas dari aparat penegak hukum, agar tidak seperti yang terjadi selama ini, HET-nya ada, tetapi hanya disimpan di dalam laci meja atau terkesan adanya pembiaran oleh aparat yang mestinya melaksanakan kebijakan Bupati tersebut.
"Jangan lagi terjadi HET yang ditetapkan melalui Peraturan Bupati tersebut nantinya hanya merupakan upaya untuk memenuhi ketentuan formal belaka, tetapi tidak dilaksanakan oleh aparat dilapangan, juga tidak boleh pula aturan tersebut dijadikan alat untuk melakukan tekanan terhadap warga, terutama para pelansir, mereka harus diberikan sosialisasi lebih dahulu baru diikuti dengan tindakan tegas yang tidak pandang bulu". Kata salah seorang konsumn dengan nada penuh harap.
Berkenaan dengan kebijakan tersebut, media ini meminta pendapat beberapa warga yang selama ini berprofesi sebagai pelansir, umumnya mereka tidak mempersoalkan penetapan HET tersebut, asalkan benar-benar sesuai kondisi yang ada, kemudian dalam penegakannya tidak ada pilih kasih.
Selanjutnya terhadap mahalnya harga eceran BBM saat ini perlu adanya terobosan, keberanian dan ketegasan dari pemerintah kabupaten Barito Utara untuk melakukan investigasi lapangan disamping dilakukan oleh media, LSM ataupun aparat berwenang agar subsidi BBM yang ada benar-benar dinikmati oleh masyarakat. (*)