|
Jonio Suharto |
Ideologi
adalah seperangkat tujuan dan ide-ide yang mengarahkan pada satu
tujuan, harapan, dan tindakan. Jadi, ideologi politik dapat diartikan
sebagai seperangkat tujuan dan ide yang menjelaskan bagaimana suatu
rakyat bekerja, dan bagaimana cara mengatur kekuasaan.
Liberalisme
Kebebasan
telah muncul sejak adanya manusia di dunia, karena pada hakikatnya
manusia selalu mencari kebebasan bagi dirinya sendiri. Bentuk kebebasan
dalam politik pada zaman dahulu adalah penerapan demokrasi di Athena dan
Roma. Tetapi, kemunculan liberalisme sebagai sebuah paham pada abad
akhir abad 17.
Liberalisme berasal dari kata liberalis yang
berarti bebas. Dalam liberalisme, kebebasan individu, pembatasan
kekuasaan raja (pemerintah), dan persaingan pemilik modal (kapital).
Karena itu, liberalisme dan kapitalisme terkadang dilihat sebagai sebuah
ideologi yang sama.
Liberalisme muncul pada abad ke akhir abad
17, berhubungan dengan runtuhnya feodalisme di Eropa dan dimulainya
zaman Renaissance, lalu diikuti dengan gerakan politik masa Revolusi
Prancis. Liberalisme pada zaman ini terkait dengan Adam Smith, dikenali
sebagai liberalisme klasik. Pada masa ini, kerajaan (pemerintahan)
bersifat lepas tangan, sesuai dengan konsep Laissez-Faire. Konsep ini
menekankan bahwa kerajaan harus memberi kebebasan berpikir kepada
rakyat, tidak menghalang pemilikan harta indidvidu atau kumpulan, kuasa
kerajaan yang terbatas dan kebebasan rakyat.
Seruan kebebasan ini
dikumandangkan setelah sebelumnya pada abad 16 dan awal abad 17,
Reformasi Gereja dan kemajuan ilmu pengetahuan menjadikan masyarakat
yang tertekan dengan kekuasaan gereja ingin membebaskan diri dari
berbagai ikatan, baik agama, sosial, dan pemerintahan. Menurut Adam
Smith, liberal berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena
liberalisme menawarkan konsep hidup bebas dari pengawasan gereja dan
raja.
Di Inggris, setelah beberapa kali berlangsung perang
Napoleon, liberalisme kembali berpengaruh dengan bangkitnya Benthamites
dan Mazhab Manchester. Keberhasilan terbesar liberalisme terjadi di
Amerika, hingga menjadi dominan sejak tahun 1776 sampai sekarang. Dengan
liberalisme, Amerika sekarang menjadi sebuah negara yang besar dan
dianggap polisi dunia. Di sana kebebasan dijunjung tinggi karena hak-hak
tiap warganya dijamin oleh pemerintah. Sehingga jangan heran kalau
tingkat kompetisi di sana sangat tinggi.
Kapitalisme
Kapitalisme
(capitalism) berasal dari kata kapital (capital), yang berarti modal.
Modal disini maksudnya adalah alat produksi, seperti tanah dan uang.
Jadi, arti kapitalisme adalah ideologi dimana kekuasaan ada di tangan
kapital atau pemilik modal, sistem ekonomi bebas tanpa batas yang
didasarkan pada keuntungan, di mana masyarakat bersaing dalam
batasan-batasan ini.
Menurut cara pandang kapitalisme, setiap
individu bukanlah bagian dari masyarakat, tetapi merupakan suatu pihak
yang harus berjuang untuk kepentingan sendiri. Dalam perjuangan ini,
faktor penentunya adalah produksi. Produsen unggul akan tetap bertahan,
dan produsen lemah akan tersingkir.
Kapitalisme berawal pada
zaman feodal di Mesir, Babilonia, dan Kekaisaran Roma. Ahli ilmu sosial
menyebut kapitalisme pada zaman ini sebagai commercial capitalism
(kapitalisme komersial). Kapitalisme komersial berkembang ketika pada
zaman itu perdagangan lintas suku dan kekaisaran sudah berkembang dan
membutuhkan sistem hukum ekonomi untuk menjamin keadilan perdagangan
ekonomi yang dilakukan oleh para pedagang, tuan tanah, kaum rohaniwan.
Kapitalisme
berlanjut menjadi sebuah hukum dan kode etik bagi kaum pedagang. Karena
terjadi perkembangan kompetisi dalam sistem pasar, keuangan, dan
lain-lain, maka diperlukan hukum dan etika yang relatif mapan. Para
pedagang membuka wacana baru tentang pasar. Setiap membicarakan pasar,
mereka membicarakan tentang komoditas, dan nilai lebih yang akan menjadi
keuntungan bagi pedagang.
Pandangan kaum pedagang dan
perkembangan pasar menyebabkan berubahnya sistem ekonomi feodal yang
dimonopoli tuan tanah, bangsawan, dan rohaniwan. Ekonomi mulai menjadi
bagian dari perjuangan kelas menengah, dan mulai berpengaruh. Periode
ini disebut dengan kapitalisme industri. Ada tiga tokoh yang berpengaruh
besar pada periode ini, yaitu Thomas Hobbes, John Locke, dan Adam
Smith.
Thomas Hobbes menyatakan bahwa setiap orang secara alamiah
akan mencari pemenuhan kebutuhan bagi dirinya sendiri. John Locke
berpendapat bahwa manusia itu mempunyai hak milik personalnya. Adam
Smith menganjurkan pasar bebas dengan aturannya sendiri, dengan kata
lain, tidak ada campur tangan pemerintah di dalam pasar. Teori-teori
dari para tokoh tersebut semakin berkembang dengan adanya Revolusi
Industri.
Pada perkembangannya, kapitalisme memasuki periode
kapitalisme lanjut, yaitu lanjutan dari kapitalisme industri. Pada
periode ini, kapitalisme tidak hanya mengakumulasikan modal, tapi juga
investasi. Selanjutnya, kapitalis menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi
tidak hanya berdasarkan pada faktor produksi, tetapi juga faktor jasa
dan kestabilan sistem masyarakat. Kapitalisme berkembang tidak hanya
untuk terus mendapatkan keuntungan, tetapi juga menjadi lahan pendapatan
yang cukup bagi para konsumennya. Tetapi karena pada prakteknya
kapitalisme lebih banyak merugikan kaum kelas bawah, muncullah
sosialisme yang dipelopori oleh Karl Marx.
Sosialisme
Sosialisme
adalah paham yang bertujuan mengubah bentuk masyarakat dengan
menjadikan perangkat produksi menjadi milik bersama, dan pembagian hasil
secara merata disamping pembagian lahan kerja dan bahan konsumsi secara
menyeluruh.. Dalam sosialisme setiap individu harus berusaha untuk
mendapatkan layanan yang layak untuk kebahagiaan bersama, karena pada
hakikatnya, manusia hidup bukan hanya untuk bebas, tapi juga saling
menolong. Sosialisme yang kita kenal saat ini
Sosialisme sebenarnya telah lahir sebelum dicetuskan oleh Karl Marx.
Orang
yang pertama kali menyuarakan ide sosialisme adalah Francois Noel
Babeuf, pada abad 18. Kemudian muncul tokoh lain seperti Robert Owen di
Inggris, Saint Simon dan Fourier di Perancis. Mereka mencoba memperbaiki
keadaan masyarakat karena terdorong oleh rasa perikemanusiaan tetapi
tidak dilandasi dengan konsep yang jelas dan dianggap hanya angan-angan
belaka, karena itu mereka disebut kaum sosialis utopis.
Karl Marx
juga mengecam keadaan masyarakat di sekelilingnya, tapi ia menggunakan
hukum ilmiah untuk mengamati perkembangan masyarakat, bukan sekedar
harapan dan tuntutan seperti yang dilakukan oleh kaum sosialis utopis.
Marx menamakan idenya sebagai sosialisme ilmiah. Setelah itu, pada abad
19, sosialisme ilmiah marx diadopsi oleh Lenin, hingga tercipta
komunisme. Komunisme lebih radikal daripada sosialisme, karena dalam
komunisme diajarkan untuk memberontak dan merebut kekuasaan dengan
Partai Komunis sebagai pemimpinya. Inilah yang lebih dikenal sebagai
sosialisme sampai saat ini.
Dari pembahasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa setiap ideologi politik mempunyai dampak besar bagi
kehidupan manusia. Dalam sistem liberalisme dan kapitalisme manusia
hidup berkompetisi dalam kebebasan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
dan negara tidak boleh mencampuri hidup pribadi warga negaranya, namun
di sisi lain, rakyat kelas bawah seringkali menjadi pihak yang
dirugikan. Sedangkan sosialisme lebih mementingkan kesejahteraan yang
merata bagi rakyatnya, dengan mengorbankan hak milik pribadi warga
negaranya./PR.com